Selasa, 10 September 2013

penyakit kudis

Kudis atau Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau (miteSarcoptes scabiei yang dicirikan dengan adanya keropeng, kebotakan, dan kegatalan pada kulit [1]
Sarcoptes scabiei adalah tungau dengan ciri-ciri berbentuk hampir bulat dengan 8 kaki pendek, pipih, berukuran (300–600 μ) x (250-400 μ) pada betina, dan (200- 240 μ) x (150-200 μ) pada jantan, biasanya hidup di lapisan epidermis [2]. Permukaan dorsal dari tungau ini ditutupi oleh lipatan dan lekukan terutama bentuk garis melintang sehingga menghasilkan sejumlah skala segitiga kecil [3]. Selain itu, pada betina terdapat bulu cambuk pada pasangan kaki ke-3 dan ke-4 sedangkan pada jantan, bulu cambuk hanya terdapat pada pasangan kaki ke-3 [4]

Proses Penyakit[sunting]

Sarcoptes scabiei melubangi kulit
Adapun proses penyakit kudis yaitu sebagai berikut:[2]
  • Infeksi dari penyakit ini diawali dengan tungau betina atau nimfa stadium kedua yang secara aktif membuat terowongan di epidermis atau lapisan tanduk. Pada terowongan tersebut diletakkan 2-3 butir telur setiap hari.
  • Telur menetas dalam 2-4 hari yang kemudian menjadi larva yang berkaki 6.
  • Dalam 1-2 hari larva berubah menjadi nimfa stadium pertama kemudian berkembang menjadi nimfa stadium kedua, yang berkaki 8. * Nymfa ini menjadi tungau betina muda, yang siap kawin dengan tungau jantan
  • Tungau berkembang menjadi tungau dewasa dalam 2-4 hari.
Untuk menyelesaikan daur hidup dari telur sampai bertelur lagi diperlukan waktu 10-14 hari. [2] Waktu yang diperlukan telur menjadi tungau dewasa kurang lebih 17 hari.[2] Tungau betina yang tinggal di sebuah kantong ujung terowongan, setelah 4-5 hari setelah kopulasi, akan bertelur lagi sampai berumur lebih kurang 3-4 minggu [2].

Gejala[sunting]

Gejala yang khas pada kudis adalah liang pada permukaan kulitgatal, dan kemerahan dan biasanya ada infeksi sekunder, misalnya akibat bakteri [5]. Pada bayi, gejala yang khas yaitu adanya bisul pada telapak kaki dan telapak tangan [5]

Diagnosis[sunting]

Untuk mendiagnosis kudis ini dilakukan melalui kerokan kulit pada keropeng sampai keluar darah dengan menggunakan skalpel. Hasil kerokan kulit itu diberi beberapa tetes KOH 10% agar tungau terpisah dari reruntuhan jaringan kulit yang terbawa tersebut. Setelah itu campuran tersebut diperiksa di bawah mikroskop [6].

Pencegahan[sunting]

Mandi dengan memakai sabun dan shampo hingga bersih, sesudah mandi keringkan badan dengan handuk hingga bersih.

Referensi[sunting]


  1. ^ Barhoom S and Dalaab AH. 2009. Clinico-pathological and Control Studies of Mange Caused by sarcoptes scabie in Naturally Infected Sheep and Goats Tulkarem Governorate
  2. ^ a b c d e Subronto. 2006. Penyakit Infeksi Parasit dan Mikroba pada Anjing dan Kucing. Yogyakarja : Gadjah Mada University
  3. ^ Lapaga Goffrey. 1962. Monnig’s Veterinary Helminthology and Entomology. 5th ed. London: Bailliere, Tindall and Cox. P: 516-528
  4. ^ Iskandar T. 2000. Masalah Skabies Pada Hewan dan Manusia serta Penanggulangannya.
  5. ^ a b "Scabies"DermNet NZ. New Zealand Dermatological Society Incorporated.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar